Pengembangan sektor pariwisata menjadi sebuah program yang sangat penting untuk dilakukan sebagai usaha peningkatan ekonomi masyarakat. Lebih luasnya, salah satu sumber bagi penerimaan devisa negara yang akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, dengan meningkatkan produktivitas negara.
Pembentukan destinasi wisata atau desa wisata contohnya. Menjadi wadah dalam pergerakan ekonomi suatu klaster dengan mengakomodir usaha masyarakat disekitarnya. Konsep desa wisata menjadi salah satu yang paling cocok untuk pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, atau Community Base Tourism (CBT).
Meski bukan tanpa kendala, karena memang banyak sekali kami temukan ada beberapa desa yang kesiapan sumber daya manusianya masih kurang. Perlu bekerja keras untuk dapat mewujudkan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.
Studi Destinasi hadir dengan program-program pemberdayaan, mulai dari perencanaan kegiatan bisnis pariwisata hingga manajemen untuk eksistensi atau keberlangsungannya.
Perencanaan pembentukan destinasi wisata meliputi perencanaan strategis dan tehnis mengawal sebuah ide pada kelompok masyarakat. Menyesuaikan dengan kemampuan sumber daya manusia serta potensi desa yang ada.
Terutama dalam hal kelembagaan, perencanaan pengembangan desa wisata perlu adanya pendampingan menyeluruh dari awal ide terbentuk.
Riset data potensi desa menjadi modal dasar pengembangan pariwisata. Dari penentuan titik tumbuh, kapasitas, konsep, sampai ke arah pasar wisata. Kajian dilakukan menyeluruh dalam kurun tertentu dan diperbaharui sesuai periode perkembangan sebuah desa.
Program kajian menyeluruh untuk pra pembentukan desa wisata meliputi : Riset data potensi SDM, Kajian Geografis dan Mitigasi, Data Sosial Budaya, Kajian Potensi Ekonomi, Pengukuran Kapasitas, Kajian Kelembagaan, dan lain-lain.
Sementara kajian lanjutan meliputi Kajian Strategis Pengembangan Produk, Branding, Insight Research, Kajian Pasar, dan lain-lain.
Kemampuan sumber daya manusia sebuah desa menentukan kemajuan bisnis pariwisata yang dikelola. Peningkatan kapasitas menyeluruh warga masyarakat maupun secara spesifik ke divisi pengelola memberi modal untuk keberlangsungan sebuah desa wisata.
Pelatihan peningkatan kapasitas untuk kepengelolaan desa wisata diantara meliputi bidang kepemanduan, manajemen desa wisata, kerajinan, kuliner, homestay, digitalisasi desa.
Kegiatan pendampingan adalah sebuah eskalasi panjang untuk sebuah desa wisata. Ketepatan materi didasari oleh studi kasus yang ada pada tiap periodenya menentukan efektif tidaknya perkembangan sebuah desa wisata.