Salah satu yang kemudian mejadi sulit dalam penemuannya yakni branding desa wisata Pandanrejo. Seperti halnya desa-desa lain di kawasan Perbukitan Menoreh, Desa Wisata Pandanrejo mempunyai kontur geografis yang bisa dikatakan serupa. Hal ini mendorong desa-desa di kawasan ini mempunyai hubungan yang erat dalam hal penghidupan.
Dari sosial kemasyarakatan dengan desa sekitar dengan basic chemistry yang sama ini menghasilkan budaya yang juga serupa. Pola kehidupan masyarakat, atraksi seni, budaya, menjadi tidak jauh berbeda. Meski secara administratif desa-desa ini berbeda wilayah, mulai dari Kulonprogo, DI Yogyakarta, hingga Magelang dan Purworejo di Jawa Tengah.
Ditambah lagi dengan kondisi geografis pegunungan yang notabene satu barisan, menjadikan destinasi dan atraksi mempunyai jualan yang serupa pula.
Hal ini yang kemudian mendasari kajian potensi desa wisata Pandanrejo untuk lebih detail menemukan diferensiasi produk dibandingkan dengan desa wisata sekitar. Dalam perkembangannya juga mengolah diversifikasi produk jual untuk pengayaan paket, baik itu dari atraksi, homestay, kuliner, maupun paket wisata lainnya.